Jwpn utk persoalan -> "APA HUKUMNYA MENGUCAPKAN SELAMAT HARI NATAL KEPADA ORG KRISTIAN"
Ada dua situasi seperti berikut:
(1) semua ahli keluarganya Islam,
(2) ahli kitab yg baru masuk Islam dan keluarga masih beragama Kristien
YANG PERTAMA (1) Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Bagaimana hukum mengucapkan Merry Christmas (Selamat Natal) kepada orang-orang Kafir? Bagaimana pula memberikan jawaban kepada mereka bila mereka mengucapkannya kepada kita? Apakah boleh pergi ke tempat-tempat pesta atau majlis yang mengadakan acara seperti ini? Apakah seseorang berdosa, bila melakukan sesuatu dari yang disebutkan tadi tanpa sengaja (maksud yang sebenarnya) namun dia melakukannya hanya untuk menghormati kawan, malu, perasaan atau sebab-sebab lainnya?Apakah boleh menyerupai mereka di dalam hal itu?
Jawapan:
Mengucapkan Merry Christmas (Selamat Natal) atau perayaan keagamaan mereka lainnya kepada orang-orang kafir adalah haram hukumnya menurut kesepakatan para ulama (ijma). Hal ini sebagaimana dinukil dari Ibn al-Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya Ahkam Ahl adz-Dzimmah, beliau berkata, Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan para ulama, seperti mengucapkan selamat terhadap Hari-Hari besar mereka dan puasa mereka, walau sekadar mengucapkan, Semoga Hari raya anda diberkati atau anda yang diberikan ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari besarnya itu dan semisalnya.
Perbuatan ini, kalaupun orang yang mengucapkannya dapat lari dari kekufuran, maka dia tidak akan lari dari melakukan hal-hal yang diharamkan. Ucapan semacam ini setara dengan ucapannya terhadap perbuatan sujud terhadap Salib bahkan lebih besar dari itu dosanya di sisi Allah. Dan amat dimurka lagi bila memberikan selamat atas minum-minum khamar, membunuh jiwa, melakukan perzinaan dan sebagainya. Banyak sekali orang yang tidak sedikitpun tersisa kadar keimanannya, yang terjatuh ke dalam hal itu sementara dia tidak sedar betapa buruk perbuatannya tersebut. Jadi, barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena melakukan suatu maksiat, bid'ah atau kekufuran, maka bererti dia telah menghadapi Kemurkaan Allah dan Kemarahan-Nya.
Mengenai kenapa Ibn al-Qayyim sampai menyatakan bahawa mengucapkan selamat kepada orang-orang Kafir berkenaan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan mereka haram dan posisinya demikian, kerana hal itu mengandungi persetujuan terhadap syiar-syiar kekufuran yang mereka lakukan dan meridhai hal itu dilakukan mereka sekalipun dirinya sendiri tidak rela terhadap kekufuran itu, akan tetapi adalah HARAM
bagi seorang Muslim meridhai syiar-syiar kekufuran atau mengucapkan selamat kepada orang lain berkenaan dengannya karena Allah Taala tidak meridhai hal itu, sebagaimana dalam firman-Nya.
Ertinya: "Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.:" [Az-Zumar:7]
Ertinya : "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu." [Al-Ma`idah :3]
Jadi, mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengan hal itu adalah haram, baik mereka itu rakan-rakan sepejabat dengan kita seorang (Muslim) ataupun tidak.Bila mereka mengucapkan selamat berkenaan dengan hari-hari besar mereka kepada kita, maka kita tidak boleh menjawabnya karena hari-hari besar itu bukanlah hari-hari besar kita. Juga keranana ia adalah hari besar yang tidak diridhai Allah Taala; baik disebabkan perbuatan mengada-ada ataupun disyariatkan di dalam agama mereka akan tetapi hal itu semua telah dihapus oleh Din-ul-Islam yang dengannya Nabi Muhammad Shallallhu `alaihi Wa Sallam diutus Allah kepada seluruh makhluk. Allah Taala berfirman.
Artinya : "Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi". [Ali Imran:85]
Kerana itu, hukum bagi seorang Muslim yang memenuhi undangan mereka berkenaan dengan hal itu adalah HARAM kerana lebih besar dosanya berbanding mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengannya. Memenuhi undangan tersebut mengandung makna `ikut serta' bersama mereka di dalamnya.
Demikian pula, haram hukumnya bagi kaum Muslimin menyerupai orang-orang Kafir, seperti mengadakan majlis atau pesta-pesta berkenaan dengan hari besar mereka tersebut, saling memberi hadiah, membagi-bagikan manisan, hidangan makanan dan semisalnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallhu `alaihi Wa Sallam,
Ertinya : "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk sebahagian dari Mereka". [Hadits Riwayat Abu Daud]
Syaikhul Islam, Ibn Taimiyah berkata di dalam kitabnya Iqtidl` ash-Shirth al-Mustaqm, Mukhlafah Ashhb al-Jahm:
Menyerupai mereka di dalam sebagian hari-hari besar mereka akan menyebabkan timbulnya rasa senang di hati mereka atas kebatilan yang mereka lakukan, dan barangkali hal itu membuat mereka mencari-cari kesempatan (dalam kesempitan) dan menghinakan kaum lemah (iman). Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu, maka dia telah berdosa, baik melakukannya kerana berbasa-basi, ingin mendapatkan simpati, rasa malu atau sebab-sebab lainnya kerana ia termasuk bentuk peremehan (penghinaan) terhadap Dinullah dan merupakan sebab hati orang-orang kafir menjadi kuat dan bangga terhadap agama mereka.Kepada Allah kita memohon agar memuliakan kaum Muslimin dengan Din mereka, menganugerahkan kemantapan hati dan memberikan pertolongan kepada mereka terhadap musuh-musuh mereka, sesungguh Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
[Disalin dari Majmu Fatwa Fadllah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, Jilid.III, h.44-46, No.403]
YANG KEDUA (2)
Hind - Canada
Title:May I Celebrate Christmas With My Christian Mother?
Question
Dear brothers and sisters, as-salamu `alaykum. I am currently reverting to Islam. My mother is Catholic, my father Muslim, but does not practice. I have always celebrated Christmas even though I've never been Christian. I've read some advice that warns Muslims not to partake in other holidays, but if I don't, my mother will be very hurt. I am torn. Is it wrong to celebrate the birth of Jesus? We believe in him too, and exchanging gifts for the benefit of my mother and Christian friends does not mean that I adhere to a belief in the Trinity. Please respond; your advice would be greatly appreciated. Jazakum Allah khayran.
Date
24/Dec/2006
Name of Mufti
Ahmad Kutty
Topic
Customs & Traditions, Ties of kinship, Children & Parenthood, Da`wah to Non- & New Muslims
Answer
Wa `alaykum As-Salamu wa Rahmatullahi wa Barakatuh.In the Name of Allah, Most Gracious, Most Merciful.All praise and thanks are due to Allah, and peace and blessings be upon His Messenger.
Dear sister in Islam, we are greatly impressed by your question, for it's related to the affairs of the new Muslims. We seize the chance to earnestly implore Allah from the depths of our hearts to lead all perplexed men and women to the light of Islam, the true religion of Allah. We welcome all our new Muslim brothers and sisters to the fold of Islam. Islam encourages the Muslim to have kind and compassionate relationship with his parents and all his relatives whether they are Muslims or non-Muslims. As a Muslim, you are encouraged to show all forms of kindness and mercy towards your non-Muslim mother. Let her see the true teachings of Islam as practiced by you and be a good ambassador of your religion.
Responding to the question, Sheikh Ahmad Kutty, a senior lecturer and Islamic scholar at the Islamic Institute of Toronto, Ontario, Canada, states:Islam is all for treating our parents, relatives and friends compassionately. As a Muslimah, it is your duty to be most gentle and kind to them, especially your parents. Allah says, (Keep their company with kindness in this world, and follow the path of him who turns to Me. Then unto Me will you return, and I shall tell you what you did.) (Luqman 31: 15)
Keeping good company of one's parents includes accepting their invitations, eating with them all foods that are permissible for us to consume, which excludes pork, intoxicants, and that which has been immolated to idols.You are allowed to participate in the festivities of Christmas or holiday seasons on condition that you abstain from specific religious rituals associated with them, if any. As Muslims we revere Jesus (peace and blessings be upon him) as one of the mighty messengers of Allah; we would have certainly celebrated the same, if only it had been a tradition established by Jesus and his authentic disciples. We certainly know that was not the case. It is all too
well known that celebration of Christmas was introduced into Christianity in the manner of the pagan cultic rituals prevailing in the lands that the Christians conquered and as such, it is not something to be cherished as an authentic Christian festival.
Muslims refuse to deify not only Prophet Jesus (peace and blessings be upon him) but anyone else for that matter including Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him). We believe in all prophets, and consider them all as preaching the same essential message: Do not worship any other gods but Allah.It would certainly be a good idea for you to broach this topic with your parents in one of their gentler moments.Lastly, continue to pray to Allah to open the hearts of your parents to the truth, for He alone guides (people) to Truth. Ameen.